Sabtu, 20 Juni 2015

Moment Spesial bersama mereka

13 Mei 2015,
    Alhamdulillah aku bisa menunaikan kewajibanku sebagai seorang anak dalam menyelesaikan pendidikanku. Ketika dulu aku baru saja menyelesaikan Sekolah Menengah Atas (SMA) harapan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi seakan hanya akan menjadi mimpi. Alasan ketidakmampuan secara ekonomi membuat hal itu benar-benar akan sulit terwujudkan. Aku memang telah diasuh oleh keluarga dari almarhumah emak sejak kepergian beliau. Aku memanggil mereka dengan sebutan Pak Uo dan Mak Uo. Bersama mereka aku akhirnya tinggal sejak Sekolah Menengah Pertama. Kondisi ini mengharuskanku menjalani hari-hari remaja yang berbeda dari teman-teman yang lain. Tapi bagiku itu bukan suatu masalah. Sebab, aku sudah mulai menikmati setiap perjalanan hidupku. Kepahitan mengajarkan kita menghargai sesuatu yang manis.

      Alhamdulillah Allah selalu memberikan rejeki lewat jalan dan arah mana saja. Mimpi untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi bisa terwujudkan. Tepat pada tanggal 23 Maret 2015, aku dinyatakan LULUS ujian Meja Hijau di Jurusan Pendidikkan Geografi Universitas Negeri Medan dengan masa studi 3,5 tahun. Ku hadiahkan ini sebagai ujud baktiku kepada mereka yang sudah melapangkan dada dan mengikhlaskan sebagian rejekinya kepadaku. Aku hanya ingin melihat mereka tersenyum dengan apa yang aku selesaikan. Puji syukur untuk semua yang telah ALLAH berikan lewat jalan dan arah mana saja untukku. 

   Terimakasih untuk pelukan hangat

Minggu, 16 November 2014

PPLT 2014

Late Post ..
Lama sekali setelah masa - masa PPLT 2014 usai,,
Kemarin disibukkan dengan beberapa aktivitas yang menguras waktu, tenaga dan pikiran. Sekarang sejenak meluangkan waktu untuk mengabadikan beberapa moment yang telah terlewatkan kemarin saat PPLT 2014 berlangsung.

PPLT Setia Budi Abadi Perbaungan 2014, kami merupakan utusan dari Universitas Negeri Medan dari beberapa jenis jurusan. PPLT merupakan Program Pengalaman Lapangan Terpadu dimana dalam program ini kami diharuskan mengaplikasikan ilmu selama beberapa semester di kampus untuk dituangkan dalam pengalaman lapangan. Terdiri dari beberapa rekan - rekan dari masing-masing jurusan bidang ilmu keahlian. Yuukk kita kenalan dulu sama beberapa rekan - rekan hebat saya. (hehhe) 

1. Chairul Anwar - Pendidikan Akuntansi
    Ini dia ketua kebanggaan kita. Rekan - rekan akrab memanggilnya dengan "paket". Dia ini orangnya gak neko-neko, langsung to the point aja. Loyalitas buat organisasinya, humoris tapi kadang sukak ngaret. Selama PPLT dia termasuk rekan yang asik diajak sharing tentang permasalahan perkuliahan, gosipin pamong-pamong lokasi pplt, dan gosipin siswa - siswa yang beraneka ragam bentuk dan rasanya heheheh. 
at least, itu aja tentang ketua. 



2. Rosa C. Amelia - Bahasa Indonesia

Selasa, 28 Januari 2014

Sosok Istimewa


Surat Cinta Untuk Ibu



Medan, 19 Desember 2013

Assalamu’alaikum ibunda ku yang teristimewa,
Apa kabar Ibundaku ? Aku yakin engkau dalam keadaan baik dalam lindungan-Nya. Ini aku putri kecilmu yang sudah tumbuh menjadi gadis yang belajar untuk tetap kuat dan berjuang untuk membuatmu tersenyum di sana. Ada hal yang memaksaku untuk menuliskan surat ini untukmu. Memaksaku begitu keras hingga aku tak mampu menolaknya walau sekuat tenaga aku coba mengabaikannya. Rindu. Rindu ini yang memaksaku menuliskan surat ini untukmu. Mengungkapkan segenap rasa yang beradu dalam jiwaku.
Bu..tahukah engkau betapa banyak ungkapan yang kian tertahan di bibirku bahkan ungkapan terima kasih pun masih saja jarang ku haturkan untukmu. Dalam keterbatasanmu engkau tetap saja berusaha menepikan luka dan dukaku. Apapun engkau perjuangkan agar aku tumbuh seperti yang engkau harapkan. Nafasmu kian terengah – engah setiap kali bekerja keras untukku. Langkahmu kian melemah tiap kali rasa sakit itu menggrogoti semangatmu. Tapi, apa yang engkau lakukan ? engkau justru tetap tegar dalam keadaan itu.
Bu..andai ku kumpulkan berbukit bunga indah untuk berterima kasih padamu mungkin itu belum cukup untuk membalas cinta kasihmu. Andai ku petikkan bintang dan ku ambilkan cahaya bulan untuk menerangi gelap hari – harimu juga belum cukup untuk menggantikan lelahmu. Tapi, lihatlah dirimu tanpa semua itu pun engkau bahkan tetap indah dan bersinar di setiap hari – harimu.
Ini aku bu.. gadismu yang sedang mencari jalan untuk menjadi anak yang dapat engkau banggakan. Yang merindukan setiap dekap hangatmu dalam setiap malamku. Yang merindukan nasehat dan bimbinganmu dalam setiap salah dan khilafku.
Ada yang ku sesalkan saat ini bu. Engkau tak memberikanku kesempatan menyapu peluh keringat yang menetes darimu, menunaikan baktiku sebagai anakmu, menemani hari tuamu. Tapi, apalah dayaku bu, ketetapan-Nya tetaplah rencana yang terindah. Hadirmu di sisi-Nya pasti juga dengan rencana yang indah. Bahkan, hingga saat engkau tak lagi di sisiku pun sosokmu masih saja mengingatkanku. Mengingatkanku untuk tetap belajar. Mengajarkanku untuk mandiri, tegar dan berbahagia dengan segala penerimaan.
Bu.. andai saat ini aku mampu bersimpuh di hadapanmu. Memelukmu dengan erat dan menahan tangisku. Mengungkapkan semua cinta yang sempat tertahan di bibirku. Bu.. aku mencintaimu dengan kelemahan dan keterbatasanku, begitu merindukan semua yang pernah kita lalui. Namun, cinta ini tak sebesar cinta-Nya untukmu. Dia menghentikan semua kesakitan yang engkau lalui. Semua luka yang terus – menerus engkau hadapi. Allah jauh lebih mencintaimu.
Mungkin hanya lewat do’a kini aku coba berbakti padamu. Hingga nanti engkau lihat dari sana aku memakai toga yang juga merupakan harapanmu. Ku tuliskan surat ini sebagai desakan rindu yang memaksaku menuliskannya. Terima kasih bu.. untuk semua lelah dan tangis yang tertuang darimu untukku. Untuk semua cinta dan kasih yang tak pernah usai.
Terima kasih bu ..
Terima kasih bu..
Terima kasih bu..
Aku mencintaimu..

Salam rindu untukmu yang teristimewa ...

Weny Ramadhany Harahap